Sabtu, 28 November 2015

Kucing comel

Ngepon Desa tercinta

ASAL USUL DESA NGEPON DAN WALI PUNJUL Salah satu objek peninggalan purbakala yang cukup pontensial adalah makam wali punjul yang terletak di desa Ngepon, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Sebuah peninggalan bersejarah yang perlu dilestarikan eksistensinya sehubungan dengan awal masuknya agama Islam ke tanah Jawa dengan “WALI SONGO”nya. Legenda tentang asal usul desa Ngepon dan makam wali punjul di mulai abad XV di jawa tengah yang mana berdiri kerajaan Demak dengan rajanya yang pertama adalah Raden Patah. Beliau menantu syekh Maulana Malik Ibrahim (sunan Ampel). Pada suatu ketika Raden Patah ingin mendirikan sebuah masjid sebagai tempat peribadatan agar kainginannya di kabulkan oleh ALLAH beliau menyelenggarakan upacara besar –besaran oleh karena itu beliau meminta bantuan dari sunan Ampel yang berupa hewan. Maka beliau mengutus seorang punggawa kerajaan yang bernama Abdul Rokim, yang mana beliau di utus untuk menghadap sunan Ampel di Surabaya, setalah ia tiba di Surabaya ia mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya kepada sunan Ampel, tak lama kemudian sunan Ampel mengulurkan seruas bambu yang mana salah satu ujung tersebut tersumbat daun lontar, sunan Ampel berpesan agar Abdul Rokim tidak membuka benda ini di tengah perjalanan. Dalam perjalanan ia heran atas sumbangan yang diberikan sunan Ampel tersebut, Setelah berhari-hari menempuh perjalanan yang penuh mara bahaya, di tengah perjalanan ia beristirahat untuk melepas lelah ia beristirahat di bawah pohon yang rindang, rasa penasaran yang bertubi-tubi akhirnya ia membuka tutup bambu itu, dari bambu itu keluarlah beberapa ekor kerbau yang berlarian kesana kemari. Ketika itu, Abdul Rokim amat gugup, takut bercampur menyesal karena telah melanggar pesan kanjeng sunan Ampel. Untuk mengobati perasaan itu, ia mencoba untuk menangkap hewan –hewan itu. Saat ia menangkap hewan tersebut, hewan tersebut berubah menjadi batu, begitu seterusnya. Ia amat menyesal dan berdosa lalu ia bersimpuh di tanah untuk bertobat. Nah, tanah yang di tempati itu amat berdebu sehingga seluruh badannya menjadi penuh debu basa jawanya adalah KEPON / NGEPON yang berarti duduk / tidur-tiduran di atas tanah itu sebabnya sampai sakarang desa itu di namakan desa Ngepon bahkan sampai sekarang di desa Ngepon tersebut masih dapat di jumpai adanya bongkahan batu-batu yang amat besar menyerupai kerbau, yang mana salah satu tersebut di beri nama Dadungawuk. Sedangkan nasib Abdul Rokim amat takut, ia tidak berani ke Demak karena takut mendapat murka Raden Patah ia memutuskan bersembunyi di tempat itu sambil menyiarkan agama islam di daerah sekitarnya agar kesalahannya di ampuni oleh ALLAH, di dalam persembunyiannya ia masih merasa was-was, agar merasa lebih aman akhirnya Abdul Rokib mengucapkan pamali “semua punggawa yang masuk di kawasan ini akan mendapat celaka” dan akhirnya sampai saat ini, masyarakat desa Ngepon masih memegang mitos tersebut bahwa baik pegawai maupun pejabat Negara yang menginjakan kakinya di desa Ngepon agar melepas sepatu biar di anggap sebagai rakyat jelata. Telah cukup lama Abdul Rokim menempati kawasan itu orang-orang di sekitarnya mulai berdatangan untuk berguru karena begitu termashurnya, murid – murid Abdul Rokim menyebut beliau sebagai orang yang Pinunjul, sehingga ketika beliau telah wafat beliau lebih sering disebut sebagai Mbah Punjul. Demikianlah asal usul Desa Ngepon Dan Wali Punjul.